Sejarah Celana Chino




Alkisah pada zaman dahulu kala, terdapat sebuah konflik perang antara negara Api negara Sekutu dan Poros, yang lebih dikenal sebagai Perang Dunia 2. Salah satu negara yang ikut berperang disana adalah Amerika Serikat dengan pasukannya berjumlah 8,3 juta orang. Sungguh jumlah yang sangat banyak, dan dengan jumlah itu datang juga kebutuhan pakaian yang banyak sekali. Coba aja kamu itung jumlah pakaian kamu. Udah? Terus dikali 8,3 juta. Wow.
Yang namanya perang, tentu saja dibutuhkan wardrobe yang nyaman dan kuat demi mengakomodasi kondisi perang yang carut marut dan sulit diprediksi. Nah pada zaman itu, celana yang berbahan katun twill populer sekali karena murah dan memenuhi syarat tersebut.



Selepas masa perang, surplus dan sisa produksi celana perang tersebut dipakai oleh tentara di kehidupan sehari-harinya di tanah kelahiran mereka. Karena celana ini mudah sekali didapat, warga sipil, dari pekerja sampai remaja pun mulai mengadopsi gaya tersebut. Jadilah ini gelombang pertama kepopuleran celana Chino.




Loncat jauh ke akhir abad ke 20, celana chino kini sudah diadaptasi sebagai salah satu tipe celana yang populer selain denim dan/atau jins. Dari anak kecil sampai dewasa, dari non formal sampai yang gak formal-formal amat (???). Dan belakangan, celana chino yang awalnya warnanya hanya khaki (coklat krem muda) sekarang diadopsi menjadi warna-warni yang meriah.
Sumber : http://www.nyunyu.com